Foto
Satelit pada detik-detik terjadinya gelombang Tsunami di Aceh… Satelit
yang ada di atas Aceh pada saat itu adalah suatu kebetulan?
Gempa & Tsunami Aceh hasil Uji Coba HAARP???
Sebagian
besar orang menganggap Tsunami Aceh adalah bencana alam murni, sebagian
kecil lainnya melihat “out of the box” bahwa tsunami adalah hasil
rekayasa senjata thermonuklir Amerika yang diujicobakan. Salah satu dari
mereka, M.Dzikron AM, dosen Fak Teknik Unisba menjelaskan hipotesa
tentang hal ini,
1.
NOAA, National Oceanic and Atmospheric Administration, beberapa kali
merubah data magnitudo dan posisi episentrum gempa, serta kejanggalan
tidak adanya peringatan pada ‘seismograf’ di Indonesia dan India. Secara
sederhana, gempa selalu dipicu oleh apa yang disebut frekuensi
elektromagnetik pada 0,5 atau 12 Hertz, dan bukan merupakan sebuah
proses yang terjadi secara mendadak spt tsunami di Aceh.
2.
Sebagian besar mayat yang ditemukan terbujur kaku dengan kulit berwarna
hitam pekat, kematian akibat tenggelam tidak akan mengubah warna kulit
sedemikian cepat dan sedemikian hitam, sebaliknya mayat-mayat hitam juga
nampak pasca dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.
3.
Kapal-kapal perang Amerika berdatangan dengan cepat dan bertahan di
Aceh selama beberapa bulan bukan sekedar memasukkan bantuan namun juga
mengawasi wilayah laut agar peneliti Indonesia tidak turun ke sana.
4.
Ditemukan sampah nuklir 2 bulan pasca tsunami di wilayah Somalia yang
kemudian diungkap UNEP, yang diduga berasal dari Samudera Hindia.
Penjelasan
Jenis
senjata HAARP yang digunakan diperkirakan disebut Warhead Thermonuklir
W-53 dengan kekuatan 9 megaton ternyata dapat dengan mudah ditempatkan
dalam wadah yang mirip diving chamber (alat selam dalam) yang biasanya
digunakan dalam eksploitasi minyak. Wadah ini sekaligus melindunginya
dari tekanan sebesar 10.000 pon per inchi persegi di dasar palung laut
dalam. Bobot total dengan wadahnya kurang dari lima ton, sehingga dapat
dijatuhkan dari buritan kapal suplai anjungan pengeboran minyak lepas
pantai. Metode teknologinya disebut SCALAR, yang menggunakan gelombang
elektromagnetik untuk memanipulasi kekuatan alam.
Teknologi
perusak berbasis gelombang elektromagnetik pertama kali dikenalkan
saintis Rusia Nikola Tesla Saintis ini menjadikan bencana gempa di
berbagai negara pada 1937 sebagai sampel penelitian. Selanjutnya, Tesla
melakukan penelitian mengenai penciptaan alat yang mampu memunculkan
gelombang frekuensi tinggi yang bisa memicu badai dan gempa tektonik.
Setelah melalui berbagai penyempurnaan, alat itu mampu mengalahkan
kekuatan Nuklir. Belakangan senjata pemusnah massal itu dikenal sebagai
elektromangnetik SCALAR. Anehnya, rancangan Tesla ini kemudian hilang
tak berbekas setelah ia meninggal dan muncul kembali dalam program
HAARP, padahal ketika pertama kali ditawarkan kepada Pentagon, rancangan
Tesla ini ditolak mentah-mentah.
Menurut
Bertell, AS sudah melakukan uji coba sejak puluhan tahun lalu. Negeri
Paman Sam menggunakan Barium dan Lithium yang “dikirim” ke lapisan ozon
dengan bantuan gelombang elektromagnetik ke langit negara-negara asia.
Teori Bertell didukung Michel Chossudovsky yang berprofesi sebagai
analis persenjataan global. Chossudovsky menuduh Pentagon sudah lama
membuat senjata untuk memanipulasi cuaca. April 1997, menurut Menhan
William Cohen, AS terpaksa menghadapi serangan senjata perubah cuaca
dengan senjata sejenis. Demikian juga dengan penggunaan gelombang
elektromagnetik pemicu gempa dan tsunami.
Apa
yang dijelaskan Bartell dan Chossudovsky sebenarnya berada di luar
nalar logika kita, sehingga kita lebih percaya bahwa sebuah tsunami
terlalu musykil dibuat dan dirancang oleh manusia. Namun bila kita
memikirkan isu apa yang saat ini digadang-gadang oleh Amerika dan
sekutunya, khususnya mereka yang terlibat dalam manipulasi Pemanasan
Global, maka senjata HAARP bukan lagi cerita fantasy Hollywood, seperti
orang-orang di seluruh dunia yang sebelumnya tidak pernah percaya pada
Bom Atom yang dijatuhkan Enola Gay ternyata hasil rekayasa teknologi
nuklir yang pada masa itu dianggap begitu canggih.
Seperti
kita ketahui HAARP (High Altitude Atmospheric Research Project) adalah
senjata yang didisain untuk menciptakan bencana alam seperti gempa,
badai dan tsunami. HAARP memiliki alasan sendiri untuk dijadikan sebagai
kekuatan baru dalam isu pemanasan global, seperti dalam project
teranyar mereka yang menggunakan ELF (Extremely Low Frequency) untuk
menembus lapisan tanah dan es kemudian menghancurkan/melelehkan lempeng
artik, melubangi ozon seperti yg sdh dijelaskan, membuat gempa spt di
Haiti, China dan Korea, serta menciptakan ‘hurricane‘.